Inilah salah satu keunggulan dari letak geografis Indonesia. Sepertinya semua anugerah diturunkan tepat di
tanah-air kita ini. Seandainya bumi dibagi menjadi dua bagian utara dan
selatan, maka kota Pontianak persis berada di tengah-tengah belahan
tersebut. Maka sebagai penanda, dibangunlah sebuah tugu yang dinamakan
Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument.
Tugu Khatulistiwa merupakan salah satu tugu yang didirikan pada 31
Maret 1928 oleh rombongan ekspedisi internasional yang dipimpin oleh
seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik atau
tonggak equator di kota Pontianak. Berada di Jalan Khatulistiwa,
Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3
km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.
Tugu yang merupakan ikon kota Pontianak ini dibangun untuk menandai
garis khayal pada garis lintang nol derajat yang terletak di Siantan,
sekitar tiga kilometer dari pusat Kota Pontianak ke arah Kecamatan
Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak.
Pada bulan Maret 2005, Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) melakukan koreksi untuk kembali menentukan lokasi titik nol garis
khatulistiwa di Kota Pontianak. Koreksi dilakukan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS).
Hasil pengukuran oleh tim BPPT, menunjukkan, posisi tepat Tugu
Khatulistiwa saat ini berada pada 0 derajat, 0 menit, 3,809 detik
lintang utara; dan, 109 derajat, 19 menit, 19,9 detik bujur
timur. Sementara, posisi 0 derajat, 0 menit dan 0 detik ternyata
melewati taman atau tepatnya 117 meter ke arah Sungai Kapuas dari arah
tugu saat ini.
Mengenai posisi yang tertera dalam tugu (0 derajat, 0 menit dan 0
detik lintang, 109 derajat 20 menit, 0 detik bujur timur), berdasarkan
hasil pelacakan tim BPPT, titik itu terletak 1,2 km dari Tugu
Khatulistiwa, tepatnya di belakang sebuah rumah di Jl Sungai Selamat,
Kelurahan Siantan Hilir.
Menariknya, tugu yang bertuliskan “EVENAAR” sepanjang 2,11 meter ini
adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yaitu fenomena alam
ketika matahari tepat berada di garis Khatulistiwa. Pada saat itu
matahari tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua
bayangan benda-benda di permukaan bumi. Pada peristiwa titik kulminasi
tersebut, bayangan Tugu akan menghilang beberapa detik saat terkena
sinar matahari, demikian juga dengan bayangan-bayangan benda-benda lain
di sekitar tugu. Peristiwa tersebut berlangsung dua kali dalam setahun
yaitu pada tanggal 21 – 23 Maret dan 21 – 23 September. Maka tak heran
jika pada waktu tersebut tugu ini banyak dikunjungi.
Peristiwa kulminasi ini hanya terjadi di lima negara, antara lain di
Indonesia, Equador, Peru, Columbia, dan Brazil. Namun dari semua negara
yang mengalami peristiwa alam tersebut, hanya satu yang benar-benar
dilintasi oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak,
Indonesia. Bangunan tugu terdiri dari empat buah tonggak kayu belian
atau kayu ulin (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 m dengan
ketinggian tonggak bagian depan setinggi 3,05 m dan tonggak bagian
belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 m.
Adapun bentuk dari tugu ini telah mengalami perubahan sebanyak empat kali yaitu:
- Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.
- Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan anak panah.
- Pada tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh arsitek Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat di dalam gedung.
- Pada tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.
Sumber Rujukan:
__.__. Tugu
Khatulistiwa (http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Potret-Negeriku/Teropong-Daerah/Kalimantan-Barat/Tempat-Menarik/Tugu-Khatulistiwa
diakses pada 17 Januari 2013, 14.47 WIB)
__.__. Tugu Khatulistiwa (http://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Khatulistiwa diakses pada 17 Januari 2013, 14.49 WIB)
__.__. Ratusan Orang Saksikan Kulminasi Matahari di Tugu
Khatulistiwa (http://www.fajar.co.id/read-20120323153648-ratusan-orang-saksikan-kulminasi-matahari-di-tugu-khatulistiwa-diakses
pada 17 Januari 2013, 14.49 WIB)
No comments:
Post a Comment